okeborneo.com, JAKARTA – Hampir 2 tahun lewati berbagai tantangan akibat COVID-19, kini, dunia pendidikan Indonesia mulai bangkit mengejar ketertinggalan. Dalam memulihkan pendidikan, tentu saja dibutuhkan gotong royong berbagai pihak, utamanya para guru yang menjadi ujung tombak pembelajaran. Oleh sebab itu, bertepatan pada Hari Guru Nasional 2021 (25 Nov 2021), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) mengangkat tema “Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan.”
Proses belajar mengajar di masa pandemi yang menuntut berbagai perubahan memberikan tantangan tersendiri, baik bagi pendidik maupun bagi peserta didiknya. Tentu saja perubahan ini memerlukan adaptasi dan kerja keras para guru. Dengan segala keterbatasan yang ada, guru berupaya sekuat tenaga agar murid dapat memahami materi pembelajaran dengan maksimal.
Saat menghadiri puncak acara peringatan Hari Guru Nasional di Ji Expo Kemayoran, Hetifah Sjaifudian Wakil Ketua Komisi X DPR RI apresiasi perjuangan para guru di tengah pandemi COVID-19, “Ditengah kesulitan pandemi, guru-guru kita terus berjuang tanpa kenal lelah. Saya menyaksikan sendiri berbagai inisiatif dan pengorbanan yang para guru lakukan demi melanjutkan proses pembelajaran kepada murid. Contohnya, di daerah pedalaman, para guru mendatangi rumah murid berkilometer jauhnya satu persatu. Hal ini dilakukan karena tidak ada radio dan internet,” kenang Hetifah.
Hetifah Sjaifudian juga puji perjuangan para guru yang tidak berhenti belajar. “Di Kalimantan Timur, ada beberapa daerah yang listriknya hanya menyala dari 6 sore-6 pagi, sinyal internet dan telpon juga sangat sulit. Ditengah keterbatasan tersebut, para guru tetap semangat mempelajari materi dan perkembangan kebijakan pendidikan dari pusat. Guru-guru senior juga kembali belajar perangkat digital baik HP maupun laptop walau mungkin harus meminjam punya orang lain. Sebuah semangat yang luar biasa,” lanjut legislator Dapil Kalimantan Timur tersebut.
Lebih lanjut, Hetifah menyampaikan bahwa Komisi X DPR RI dan Kemdikbudristek terus berikan dukungan kepada para guru melalui berbagai kebijakan. “Ada berbagai kebijakan yang kami harap dapat mendukung para guru di seluruh Indonesia. Mulai dari bantuan kuota internet, peluncuran laman Guru Berbagi, relaksasi dana BOS untuk membayar honor guru non-PNS dan honorer, serta Bantuan Subsidi Upah untuk pendidik dan tenaga kependidikan non-PNS,” ujar Hetifah.
Salah satu kebijakan guna meningkatkan kesejahteraan para guru adalah rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru. “Sebanyak 173.329 guru honorer dinyatakan lulus seleksi kompetensi PPPK tahap 1. Dengan kelulusan tersebut, saya harap kegelisahan Bapak Ibu guru terkait status ketenagakerjaan dapat berkurang dan akan semakin bersemangat dalam mendidik anak-anak kita. Total formasi sebanyak satu juta, saya mendorong bagi para guru honorer yang belum mendaftar atau belum lulus untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin dengan mendaftar di tahap 2 dan 3,” dorong Hetifah.
Terakhir, Hetifah iringi doa bagi para guru di Indonesia. “Kami di Komisi X terus menjadi barisan terdepan dalam memperhatikan dan memperjuangkan para guru Indonesia. Selamat Hari Guru Nasional bagi pahlawan tanpa tanda jasa. Semoga selalu diberi kelancaran dalam mengemban amanah mencerdaskan anak bangsa,” pungkasnya.(*/bdp)