okeborneo.com, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyatakan keyakinannya bahwa potensi budaya dan karya cipta yang ada di Kalimantan Timur memiliki nilai ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan data terbaru Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) Kalimantan Timur tahun 2022, yang menunjukkan skor 54,81, serta peringkat kedua tertinggi dalam Dimensi Budaya Literasi.
Hetifah menekankan pentingnya pemanfaatan aset budaya, tidak hanya dalam bentuk perlindungan, pengembangan, dan pembinaan, tetapi juga dengan cara meningkatkan peran aktif para pelaku budaya. “Para pelaku budaya harus diberi kesempatan untuk menghasilkan karya cipta dan produk yang memiliki nilai ekonomi. Ini bisa diwujudkan melalui peningkatan kapasitas tenaga dan lembaga kebudayaan yang harus dididik, dilatih, distandarisasi, dan disertifikasi,” ujar Hetifah.
Dia juga menyoroti pentingnya penguatan tata kelola dan lembaga pranata kebudayaan. Hetifah memastikan bahwa dalam waktu dekat, tepatnya pada tanggal 26 Agustus, akan diadakan Dialog Kebudayaan di Kalimantan Timur yang melibatkan tenaga dan lembaga kebudayaan serta seniman budayawan. Kegiatan ini akan dilaksanakan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Hetifah turut mengapresiasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang aktif dalam diplomasi budaya dan kerjasama internasional, seperti penyelenggaraan East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) baru-baru ini. Menurutnya, kegiatan semacam ini adalah bentuk nyata dari upaya diplomasi budaya yang mampu memperkenalkan dan mempromosikan kekayaan budaya lokal di tingkat global.
Selain itu, Hetifah juga menyinggung peran penting sekolah seni budaya seperti Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) di Kalimantan Timur. Dia bersyukur bahwa ISBI telah berhasil diselamatkan dan diharapkan akan menghasilkan pemaju-pemaju kebudayaan yang handal di Kaltim. “Peran Taman Budaya dan Dewan Kebudayaan juga tidak kalah penting dalam upaya ini,” tambahnya.
Di sisi lain, Hetifah juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam memajukan kebudayaan daerah. “Pemajuan kebudayaan tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif masyarakat. Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, potensi budaya Kalimantan Timur dapat dikembangkan secara maksimal,” ujar Hetifah.
Waketum Partai Golkar tersebut juga menyoroti urgensi untuk terus meningkatkan literasi budaya di masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda. “Literasi budaya yang baik akan mendorong pemahaman yang lebih mendalam tentang identitas lokal dan memperkuat jati diri bangsa. Ini adalah fondasi penting untuk menjaga keberlanjutan dan kejayaan kebudayaan kita di masa depan,” pungkasnya.
Lebih jauh, Hetifah menambahkan bahwa potensi budaya Kalimantan Timur juga harus diintegrasikan dengan pengembangan ekonomi kreatif. “Dengan menggabungkan kebudayaan dan ekonomi kreatif, kita bisa menciptakan lapangan kerja baru, mendukung pengusaha lokal, dan mengangkat produk budaya menjadi komoditas yang bernilai tinggi,” jelasnya.
Mengakhiri pernyataannya, Hetifah menegaskan kembali dukungannya terhadap pendirian kementerian khusus yang mengurus kebudayaan. “Sudah saatnya kebudayaan mendapatkan perhatian lebih, dan saya mendukung penuh jika kebudayaan diurus oleh kementerian tersendiri yang digabung dengan ekonomi kreatif. Dengan begitu, kita bisa lebih fokus dalam pengelolaan dan pengembangan budaya yang berkelanjutan,” tutup Hetifah.(*/ob1/ef)