okeborneo.com, SAMARINDA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia mengadakan diskusi kelompok terpumpun assesmen nasional untuk menyerap inovasi dan memetakan kurikulum yang diadakan di Samarinda, Kamis (25/11/2021).
Pelaksanaan asesmen nasional dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi Dapil Kaltim DPR RI, Hetifah Sjaifudian beserta Kepala pusat Asesmen pendidikan Kemendikbudristek, Asri Janti dan staf senior Asesmen pendidikan Kemendikbudristek, Mira yosi.
Koordinator Badan Standar Kurikulum dan Assessment Pendidikan di Kemendikbudristek, Hafidz Muksin mengatakan kegiatan diawali dengan melakukan monitoring evaluasi dua sekolah di Balikpapan yaitu SDN 011 dan 002 Balikpapan untuk mendengarkan secara langsung dari pihak sekolah kendala apa yang terjadi selama pelaksanaan asesmen nasional guna menentukan solusi atas kendala yang dihadapi.
“Karena atas dasar asesmen nasional ini diharapkan sebagai peta mutu suatu satuan pendidikan didaerah agar kita dapat melihat asesmen nasional ini kedepannya dapat dimanfaatkan sebagai perbaikan mutu pendidikan dan proses pembelajaran,” ucapnya.
Dikatakan Hafidz, kegiatan ini untuk pertama kalinya asesmen nasional diselenggarakan untuk tingkat sekolah dasar, pihaknya ingin melihat ekspektasi pihak sekolah dari guru hingga ketua komite agar setelah pelaksanaan Asesmen Nasional ini dapat memberikan manfaat untuk mereka sebagai feedback perbaikan pembelajaran.
Asesmen nasional untuk tingkat sekolah dasar baru dilakukan pada tahun ini, karena mereka baru mengenal metode berbasis komputer. Karena sebelumnya dilakukan secara sampel.
“Sejauh ini evaluasi dari Kemendikbudristek, disadari pelaksanaan pembelajaran dalam rangka kurikulum, karena kita tahu bersama pada saat pandemi ada kurikulum darurat. Karena yang awalnya pembelajaran tatap muka tetapi harus dilakukan secara daring atau luring jadi harus ada penyesuaian,” jelasnya.
Dengan kondisi seperti itu,kata Hafidz kita dapat melihat bagaimana asesmen nasional ini dengan kurikulum yang dilakukan setiap daerah itu sudah dijalankan dengan baik atau belum.
Secara umum hasil ini yang akan di analisis, karena kita tahu dari beberapa penelitian pusat Asesmen pendidikan Kemendikbudristek ,bahwa pandemi saat ini menghasilkan learning loss dan ini yang harus kita antisipasi agar semangat belajar siswa untuk bisa masuk ke sekolah lagi dapat terjaga dengan baik.
“Dari kegiatan ini kita juga memberikan semangat tenaga pendidik serta menggali potensi dan kita juga ingin belajar dari mereka mengenai kreativitas,” ungkapnya.
Lebih lanjut diungkapkannya, Karena kurikulumnya mendorong guru agar punya inovasi untuk mengembangkan model pembelajaran yang menyenangkan dan tidak hanya mengejar target buku tetapi bagaimana siswa dapat memahami substansi pembelajaran tersebut.
Kita harapkan dengan adanya potret hasil dari asesmen nasional ini akan mendapatkan potensi,jadi inovasi guru itu sangat menunjang,pihaknya juga akan menghimpun dan menggali praktik baik dari guru dan akan di akomodir untuk menjadi contoh secara nasional.
“Karena dari guru kita dapat memahami secara pasti bagaimana potensi yang ada di setiap daerah.Dalam pelaksanaan ini karena sebagai mitra strategis dari DPR RI Komisi X kita melakukannya di tiga daerah yakni Balikpapan, Bandung dan Karawang,” bebernya.
“Jadi dari tiga daerah ini nantinya akan kita paparkan kepada DPR RI Komisi X untuk disampaikan kepada Menteri Kemendikbudristek,” sambungnya.
Disinggung mengenai inovasi yang telah ditemukan dari kegiatan ini, Hafidz mengungkapkan karena pihaknya baru dalam tahap menggali jadi sementara ini dari inovasi tiga daerah ini mereka melakukan pembelajaran dengan metode daring.
“Mereka menggunakan fasilitas aplikasi media interaktif, selain itu dengan bercerita lalu kearifan lokal sehingga mudah dipahami peserta didik,” jelasnya.
Harapannya dengan kegiatan ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia ingin menangkap gagasan disetiap daerah. (*/bdp/ef)