okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – Sambut Hari Kartini, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kukar terus galakkan sosialisasi pendidikan politik khusus perempuan. Dilakukannya sosialisasi bertujuan untuk meningkatkan minat kaum perempuan mengambil peran di dunia politik.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Kesbangpol Kukar Rinda Desianti, dalam momentum menyambut peringatan Hari Kartini, Kamis (21/4/2022).
Menurutnya, laki-laki dan perempuan itu bagian dari mitra yang membedakan hanya jenis kelamin. Tapi, soal kesempatan dan kemampuan relatif sama. Hanya saja, memang didalam masyarakat Indonesia yang patriarki ini, cara pandang kebijakan tentang hubungan sosial masyarakat itu didominasi dalam pandangan-pandangan laki-laki saja.
Kemudian, dirinya juga memahami termasuk didalam partai politik orang suka menganggap kalau sekarang ini perempuan itu hanya sekedar menjadi pemanis semata atau pelengkap saja.
“Karena kuota 30% itu hanya di anggap jadi kebijakan khusus melalui regulasi pemerintah dan itu tidak sepenuhnya juga dimaknai secara serius oleh semua partai politik,” ujarnya.
Rinda mengatakan, saat ini untuk jumlah perempuan yang berhasil menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kukar itu hanya berjumlah 14% , tidak mencapai 30% sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Bahkan untuk tingkat provinsi Kaltim pun hanya 16% , hanya daerah Kabupaten Mahulu saja yang lebih tinggi yaitu 40%,” katanya.
Disinggung terkait kurangnya minat perempuan untuk terjun ke dunia politik. Rinda kembali menegaskan, bukan tidak ada keinginan, akan tetapi pola pengasuhan yang menempatkan perempuan itu dalam tanda kutip dipaksa dalam sebuah budaya untuk tidak berani berkompetisi.
“Kalau soal keinginan saya bilang itu sama laki-laki dan perempuan. Hanya saja, kesempatan yang diberikan oleh masyarakat dan keluarga itu berbeda, terhadap laki-laki dan perempuan,” jelasnya.
Rinda mengatakan, saat ini Kesbangpol bersama Tim Penggerak (TP) PKK bekerjasama dalam melakukan sosialisasi pendidikan politik khusus perempuan. Rencananya akan dilaksanakan di 18 Kecamatan di Kabupaten Kukar.
“Saat ini sudah ada beberapa kecamatan yang dilakukan sosialisasi pendidikan politik khusus perempuan,” ucapnya.
Ia melanjutkan, setiap kali dirinya menyampaikan materi tentang pendidikan politik. Ia selalu bertanya kepada peserta ketika ada sebuah pilihan, pilihannya yaitu tentang pembiayaan hanya satu saja tetapi peserta ini ada anak laki-laki dan perempuan kesempatan itu akan peserta berikan ke siapa, rata-rata mereka menjawab ke anak laki-laki.
“Karena alasannya laki-laki adalah pemimpin atau kepala keluarga nantinya,” tuturnya.
Seandainya, perempuan itu lebih cerdas dan lebih punya peluang. Apakah tetap akan di berikan kepada anak laki-laki dengan alasan laki-laki itu sebagai pemimpin atau kepala rumah tangga. Kalau memang perempuan memiliki potensi lebih unggul itu yang harus diprioritaskan.
“Jadi mindset menempatkan laki-laki sebagai pemimpin atau kepala keluarga itu yang menyebabkan tidak banyak perempuan enggan berkompetisi. karena, tidak diberikan kesempatan yang sama,” ucap Rinda.
Dirinya berharap, dengan adanya hari Kartini ini berharap kepada semua partai politik untuk juga turut berpartisipasi dalam melakukan upaya pendidikan politik kepada perempuan. Karena Parpol memiliki kewajiban untuk melakukan. “Minimal 60% dari bantuan keuangan yang diberikan pemerintah kepada parpol,” tandasnya. (atr/ob1/ef)