Menu

Mode Gelap

Inspiratif · 1 Agu 2021 21:27 WIB

Sosialisator Program Literasi Nasional Dari Kota Raja Tenggarong


 Sosialisator Program Literasi Nasional Dari Kota Raja Tenggarong Perbesar

okeborneo.com, KUKAR – Nurlia Santy Agustin atau yang lebih dikenal dengan nama Shanti Agustiani merupakan seorang guru dari Madrasah Aliyah Negeri 2 Kutai Kartanegara. Dirinya merupakan salah satu dari 100 Sosialisator Penggerak Literasi Nasional yang dipilih oleh Tim Nyalanesia.

Nyalanesia sendiri merupakan platform literasi berbasis digital yang telah beroperasional selama kurang lebih enam tahun. Platform ini didirikan pertama kali oleh Lenang Menggala (Founder & CMO Nyalanesia) sejak tahun 2016 dan sudah bekerja sama dengan pemerintah dan swasta dan memiliki prestasi antara lain: mengantongi tiga rekor MURI aktif di bidang literasi dan pendidikan Indonesia, Top 20 ASEAN Young Socialpreneur mewakili Indonesia di kancah internasional, Winners Hyundai Startup Challenge Kategori Social Enterprise di Bidang Pendidikan.

Nyalanesia yang berpusat di Surakarta Senyala Collabspace. Tepatnya di Jalan Kartika nomor 60, Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah telah menjaring 100 SPL Nasional (Sosialisator Program Literasi Nasional) dari ribuan pendaftar.

Shanti menceritakan semenjak bergabung sebagai Kandidat hingga kini terpilih sebagai Sosialisator Penggerak Literasi Nasional (SPLN) Tahun 2021 tantangannya cukup besar. Dirinya harus terjun ke lapangan untuk menyampaikan program Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) Tingkat Nasional ke sekolah-sekolah tingkat SD sampai SLTA di wilayah kabupaten Kutai Kartanegara serta daerah-daerah lain di sekitarnya.

Termasuk lebih dulu berupaya mendapatkan rekomendasi dari pihak Dinas Pendidikan setempat, Dinas Komunikasi dan Informasi Kutai Kartanegara dan Kementerian Agama wilayah Kutai Kartanegara. Dirinya bersyukur kepala kantor dinas-dinas tersebut menyambut dengan tangan terbuka dan memberikan rekomendasi tanpa banyak bertanya. “Mungkin karena saya sudah mem-branding diri saya dengan kegiatan praktik baik, produktif dan positif bahkan jauh-jauh hari sebelum rekrutmen kandidat SPL”ucapnya.

Membaca dan menulis menjadi rutinitas untuk memperkaya literasi dan pengetahuan, hobinya ini mengantarkan dirinya menerbitkan sejumlah buku dan puluhan buku antologi. Selain itu dirinya juga membuat artikel yang fokus di bidang pendidikan, cerpen di media Kaltim Post, menjadi moderator dan narasumber dalam siaran langsung pendidikan di YouTube Kota Raja Channel-Diskominfo Kutai Kartanegara.

“Semua kegiatan tersebut saya niati dengan tujuan memperkaya batin dalam proses aktualisasi bakat dan minat diri serta berbagi ilmu dan kebahagiaan bagi orang-orang di sekitar saya,” ungkapnya.

Shanti juga aktif mensosialisasikan Gerakan Sekolah Menulis Buku. Salah satu program yang ditawarkan Nyalanesia yang menyediakan berbagai fasilitas bertaraf nasional. Gerakan ini memfasilitasi pengembangan literasi sekolah bagi seluruh siswa dan guru jenjang SD, SMP, SMA dan sederajat untuk dapat menerbitkan buku ber-ISBN, mendapatkan pelatihan dan sertifikasi kompetensi, pendampingan pengembangan program literasi, serta kompetisi berliterasi paling bergengsi di tingkat nasional dengan total hadiah jutaan rupiah.

Program ini memiliki satu paket lengkap mulai dari fasilitas penerbitan buku untuk siswa dan guru, workshop daring, website literasi, toko online untuk memajang dan menjual hasil karya buku siswa dan guru. Nyalanesia bermimpi untuk menghadirkan ekosistem dan program-programn literasi yang inovatif dan progresif bagi 100 juta akademisi di negeri ini dan nyatanya programnya telah tersebar di 31 Provinsi dengan mengembangkan 16 program literasi yang inovatif dan berkelanjutan.

Selain berguna untuk menaikkan branding pribadi, komunitas atau pun sekolah. Program ini menjadi penyemangat bagi para pelajar dan guru yang sudah melek aksara tetapi tak tahu jalan aman mana yang harus mereka tempuh dengan kekuatan tulisan yang lebih melekat dan berdampak nyata. “Jalan inilah yang ditawarkan GSMB Nyalanesia dengan saya sebagai ujung tombak penyampai gagasannya,” ucapnya.

Dirinya terkejut ketika apa yang dirasakannya sama dengan cerita inspirasinya Andi F. Noya saat bercerita tentang masa lalunya. Beliau menceritakan tentang masa kecil yang begitu struggle atas beberapa fakta ekonomi dan keadaan orang tua, ajaibnya semua permasalahan itu pelan tapi pasti bisa diatasi dengan pencerahan literasi yang diberikan oleh ibu dan guru masa kecil beliau di sekolah dasar.

Terutama karena perkataan salah seorang guru Andi F. Noya, “Nak, kamu berharga dan istimewa. Pupuk dan kembangkanlah kemampuan menulismu,”. Perkataan ini membuat sosok inspirasinya yang masih menginjak bangku sekolah dasar tersebut bangkit dari krisis kepercayaan diri, seperti mendapat siraman sejuk mendengar kata-kata itu. Demikan pula betapa besar peran orang tua dalam membiasakan praktik baik literasi kepada anak-anaknya, meskipun hanya seorang penjahit, ibu dari Andi tersebut berlangganan koran dan meminta Andi memmbacakan berita seriap hari. Langkah ini membuat ia terbiasa dengan sumber-sumber literasi yang terpercaya dan menjadi pemberita yang juga terpercaya.

Pengalaman yang diceritakan padaa saat pelantikan SPLN Tanggal 14 Juli 2021 lalu membuat Shanti menyadari bahwa peningkatan kemampuan berliterasi, dalam hal ini membaca dan menulis menjadi tonggak dasar bagi tokoh-tokoh hebat seperti Andi F. Noya dan Bukik Setiawan, narasumber di pelantikan SPLN, dalam menaikkan taraf kehidupan mereka menjadi lebih baik dan orang disekitar mereka.

Dirinya menyimpulkan bahwa gaung literasi yang sedang sama-sama diperjuangkan bersama Nyalanesia dengan Gerakan Sekolah Menulis Buku Tingkat Nasional adalah sangat subtansial dan dibutuhkan oleh masyarakat luas. “Jangan sampai nyala lilin di dada anak-anak peserta didik itu padam hanya karena kita tidak mau melihat kemampuan mereka dalam mempersembahkan karya, sesederhana apa pun itu,” tambahnya.

Adapun buku solo yang sudah terbit dibuatnya berjudul : Melepas Aksara (2016), Bidadari Cemburu (2017), Gadis Naik Bujang (2017), Nahkoda Kalap (2019) serta deretan cerita anak berjudul Negeri Gulali, Balapan di Sirkuit Neuron, Tiga Penjaga Hutan Borneo, Lully Rindu Lullaby, Baby Swan yang Menjelmakan Hujan, Mona dan Tiramusu, Mangrove Kecil yang Bersedih, Anak Delta Sahabat Mangrove, Toko Delta Mahakam, Titing Si Kepiting. Deretan buku cerita anak bergambar tersebut terbit diantara tahun 2017 sampai 2020.

Shanti memiliki moto hidup yang terus membuatnya bersemangat. ” Jangan berhenti bermimpi, selagi mimpimu mengobarkan semangat untuk lebih bermanfaat,” tutupnya. (*/ob1/ef)

Artikel ini telah dibaca 201 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

OBITUARI: Andi Setiadi, Wartawan Setia Kejujuran Berpulang

10 Maret 2024 - 11:08 WIB

Raih MKD Award 2023, Hetifah Sjaifudian: Pengakuan Atas Komitmen Fraksi Golkar

28 September 2023 - 10:17 WIB

IWAPI Kukar Terima Penghargaan Sebagai DPC Terbaik ke-3 se-Kaltim

15 Agustus 2023 - 14:47 WIB

Masyarakat Apresiasi Respon Cepat Edi-Rendi, Kades Beringin Agung: Ini yang Kami Butuhkan dari Pemimpin

19 Juli 2023 - 20:07 WIB

Fety Puja Amelia Saat melakukan pembatikan bersama penyandang difabel Kaliya Kukar

17 Juli 2023 - 15:24 WIB

Tekankan Potensi Wisata Balikpapan, Hetifah Laksanakan Penguatan Kapasitas Pelaku Desa Wisata Meranti

15 Juli 2023 - 17:14 WIB

Trending di Bisnis