okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – Seorang prajurit TNI yang bertugas di Yonarhanud 16 Kostrad, Serda Muhammad Herdi Fitriansyah (22) dikabarkan tewas tergantung pada Jumat (14/4/2023) sore. Namun, pihak keluarga meragukan prajurit muda itu meninggal bunuh diri.
Kerabat korban yang melihat langsung kondisi jenazah saat diserahkan kepada keluarga, melihat adanya kejanggalan di balik meninggalnya prajurit Serda Muhammad Herdi Fitriansyah. Dalam beberapa waktu terakhir, keluarga menduga Fitri telah mengalami kekerasan fisik. Pada jasadnya, juga ditemukan banyak memar yang diduga akibat hantaman benda tumpul.
Setelah mendengar kabar tersebut, para awak media mencoba untuk meminta penjelasan kepada Komandan Batalyon (Danyon) Arhanud 16/3 Kostrad, Makassar, Sulawesi Selatan, Letkol (Arh) Imam Musahirul. Untuk meminta kejelasan atas meninggalnya jenazah almarhum Sersan Dua (Serda) Muhammad Herdi Fitriansyah.
Kebetulan saat itu, Letkol (Arh) Imam Musahirul mendatangi pihak keluarga untuk menghantarkan jenazah kepada keluarga Serda Muhammad Herdi Fitriansyah untuk dikebumikan. Setelah ditanya perihal kematian tersebut ia enggan menjawab.
Akhirnya Komandan Batalyon (Danyon) Arhanud 16/3 Kostrad, Makassar, Sulawesi Selatan, Letkol (Arh) Imam Musahirul buka suara. Terkait dengan kematian prajuritnya. Ia mengatakan, saat ini Detasemen Polisi Militer (Denpom) telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah anggota dan terus melakukan pendalaman atas kejadian yang menimpa Serda Fitri.
“Saat ini pendalaman masih terus dilakukan oleh Denpom. Dari awal sampai dengan sekarang pun masih diperiksa, ” ucap Imam.
Adapun ditanya hasil dari autopsi, yang laksanakan oleh Rumah Sakit Bhayangkara pada Jumat (14/4/2023) sore, ia menyebutkan belum mendapatkan hasil autopsi. ” Hingga sekarang hasil dari autopsi masih belum keluar, “pungkasnya. (atr/ob1)