okeborneo.com, SAMARINDA- Wakil Ketua Komisi X Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) Dapil Kaltim DPR RI, Hetifah Sjaifudian menegaskan kembali komitmennya untuk memperjuangkan nasib guru dan tenaga pendidik honorer.
Hetifah mengatakan komitmen tersebut diperlihatkan dengan dibentuknya panitia kerja (Panja) Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer.
“Untuk guru lama yang masih honorer, sebenarnya sudah dibahas dan saat ini, DPR telah membentuk panitia kerja (Panja) untuk pengangkatan ASN guru guru honorer,” ucap Hetifah.
Dirinya juga mengatakan bahwa sebenarnya para guru honorer sudah diberi afirmasi atau nilai tambahan.
Disinggung mengenai guru honorer yang mengikuti tes CASN dan belum juga lulus, hetifah mengatakan mereka dapat mengikutinya secara berulang dan akan dibimbing.
“Guru juga dapat mengikuti berulang kali dan dibimbing, nanti juga dilihat jika masih ada masalah atau tidak lulus jadi kuota kita tidak terpakai,”jelasnya.
Terkait dengan teknologi yang saat ini berkembang namun tidak beriringan dengan kondisi guru lama yang masih belum akrab dengan pendidikan berbasis teknologi masa kini.
Nantinya akan dilakukan evaluasi kembali bagaimana kebijakan yang akan diambil.
“Karena saat ini bukan hanya kompetensi guru saja tapi juga masalah keberpihakan kita empati dengan guru yang telah mengabdi lama. Jadi harusnya dipisahkan kebijakannya guru yang telah mengabdi lama dengan guru baru yang mempunyai kompetensi,” bebernya.
Ini kebijakan yang tidak mudah tapi kami akan dorong apalagi dengan guru yang telah mengabdi lama sebagai apresiasi untuk mereka.
Lebih lanjut diungkapkan Hetifah, Guru honor yang tidak lulus pppk tetap boleh mengajar. Namun hanya statusnya saja belum berubah,nanti akan kembali kita evaluasi dan kita dorong untuk ikut kembali.
“karena menurut perundang-undangan, kita harus melakukan assessment tersebut.
jadi gak bisa tiba-tiba menjadi guru, harus ada kompetensinya, jadi ini masalah lama yang belum selesai dan harus dipisahkan,” pungkasnya. (bdp/ob1/ef)