okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – Di sebuah rumah sederhana di Desa Suka Maju, Kecamatan Tenggarong Seberang, tumpukan botol plastik, bungkus makanan, dan serpihan sampah kini punya makna baru. Di tangan Yayuk Sehati, Ketua Bank Sampah Sukamaju, semua limbah itu disulap menjadi paving blok dari limbah plastik—produk ramah lingkungan yang lahir dari keresahan dan kepedulian warga terhadap sampah.
Menurut Yayuk, gagasan ini bermula dari keprihatinan melihat tumpukan plastik yang sulit terurai di sekitar permukiman. Ia bersama warga kemudian mendirikan bank sampah sebagai wadah edukasi dan pemberdayaan lingkungan.
“Awalnya kami hanya mengumpulkan dan menjual sampah ke pengepul. Tapi banyak plastik yang tidak laku, seperti bungkus makanan dan kemasan minuman,” kata Yayuk saat ditemui di lokasi pengolahan, Selasa (15/10/2025).
Melihat kondisi itu, Yayuk dan para pemuda desa mulai mencari solusi. Mereka menelusuri berbagai referensi hingga menemukan ide untuk mengolah plastik menjadi paving blok. Dengan prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi), timnya bereksperimen menciptakan formula yang tepat agar plastik dapat meleleh dan menyatu dengan material lain tanpa bahan kimia tambahan.
“Hasilnya luar biasa. Paving blok plastik ini kuat, tahan air, dan bisa menggunakan semua jenis plastik, bahkan yang sebelumnya tidak bernilai jual,” jelasnya.
Inovasi ini tidak hanya mengurangi timbunan sampah, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Produk paving blok dari limbah plastik kini banyak diminati karena harganya kompetitif dan terbukti lebih awet dari bahan konvensional.
“Kami ingin menunjukkan bahwa sampah bisa jadi sumber rezeki. Kalau dikelola dengan benar, nilainya bisa sangat tinggi,” ujar Yayuk sambil tersenyum bangga.
Selain memproduksi paving blok, Bank Sampah Sukamaju juga menerapkan sistem tabungan sampah. Warga bisa menukar hasil pengumpulan sampah dengan uang tunai, kebutuhan pokok, atau saldo digital. Program ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, terutama ibu rumah tangga dan pelajar.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin masyarakat tidak sekadar membuang sampah, tapi memahami nilainya. Lebih baik hidup dari sampah, daripada hidup menjadi sampah,” pungkasnya.
Kini, Bank Sampah Sukamaju menjadi contoh sukses pengelolaan limbah plastik berbasis masyarakat di Kutai Kartanegara. Inovasi Yayuk Sehati dan timnya membuktikan bahwa perubahan besar bisa lahir dari langkah sederhana di tingkat desa. (adv/dlhkkukar/atr)








