okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – KH Abdul Hannan resmi menjadi pucuk pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk wilayah Kutai Kartanegara (Kukar) Periode 2022-2027. Setelah di lantik oleh Ketua MUI Kalimantan Timur (Kaltim) KH Muhammad Rasyid. Bertempat di Hotel Grand Elty Singgasana, Tenggarong, Kabupaten Kukar.
Kegiatan pelantikan juga di hadiri Bupati Kukar Edi Damansyah beserta jajaran Forkompinda Kukar.
Ketua MUI Kukar KH Abdul Hannan menjelaskan beberapa program yang akan ia jalankan bersama jajaran pengurus nantinya adalah persiapan untuk kegiatan awal yaitu bulan Ramadhan.
“MUI Kukar akan melakukan safari Ramadhan, dan juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan instansi daerah yang berhubungan dengan nuansa Ramadhan,” jelasnya.
Dan selanjutnya, pihaknya juga akan menjalankan sesuai dengan program-program komisi yang ada. Salah satunya pemberdayaan ekonomi umat. Ia juga menyebutkan bahwasanya Bupati Kukar Edi Damansyah berpesan untuk membentuk sebuah kelompok untuk melakukan pembinaan umat nanti akan dilakukan kerjasama dengan Pemkab.
“Kemungkinan rapat lagi setelah hari raya. Untuk nanti setiap komisi punya program apa saja yang akan dilaksanakan. Waktunya lima tahun, jadi satu tahun ini harus laksanakan apa, tahun depan apa. Jadi ada program jangka pendek dan jangka panjang. Itu yang akan dilakukan MUI Kukar,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Kukar Edi Damansyah mengucapkan selamat atas dilantiknya kepengurusan baru MUI Kukar dirinya berharap tetap solid serta Memberikan pelayanan kepada umat, memberikan dakwah, dan pemberdayaan umat.
“Jadi saya minta nanti dihubungkan dengan kebijakan Pemkab. Seperti berkaitan dengan program-program keagamaan terutama dakwah, bagaimana memberikan informasi kepada masyarakat dan tentunya akan kita support secara langsung,” ucap Edi.
Ia menjelaskan, kalau MUI ini kan banyak kepada hal-hal spiritual, kalau spiritual umat ini meningkat insyaallah semua akan baik. Tetapi nanti harus diimbangi dengan ekonomi umat. Untuk ekonomi umat kami melakukan berbasis rumah ibadah masjid.
“Jadi ada langkah-langkah untuk bersinergi dengan takmir masjid itu juga perlu untuk mengerakan ekonomi umat, minimal jemaahnya atau yang lebih kecil dulu dengan takmir masjidnya,” tandasnya.(atr/ob1/ef)