okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – Rencana pelaksanaan World Clean Day di Kutai Kartanegara (Kukar) masih harus menunggu waktu yang tepat. Di tengah padatnya agenda daerah, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar memastikan kegiatan bersih-bersih massal tetap akan digelar dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Kepala DLHK Kukar, Slamet Hadiraharjo, menjelaskan bahwa secara nasional World Clean Day diperingati setiap 20 September. Namun, jadwal tersebut bersinggungan dengan sejumlah agenda besar di Kukar, mulai dari kegiatan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) hingga pesta budaya Erau yang setiap tahun menyedot perhatian ribuan orang. “Kalau secara serempak nasional tanggal 20 September. Tetapi di Kukar banyak kegiatan kebudayaan. Hari ini ada KTNA, juga Pesta Adat Erau. Jadi kita akan mencari waktu yang pas agar World Clean Day serempak di Kukar bisa terlaksana,” ujarnya saat ditemui, Jumat (19/9/2025).
Slamet menegaskan, pihaknya ingin agar pelaksanaan World Clean Day tidak sekadar mengikuti instruksi pusat, tetapi benar-benar memberikan dampak nyata bagi kebersihan lingkungan di daerah. Untuk itu, DLHK Kukar berencana melibatkan jajaran pemerintah daerah, komunitas lingkungan, organisasi kepemudaan, sekolah, hingga kelompok masyarakat umum dalam aksi serentak di berbagai wilayah. “Kita ingin kegiatan ini betul-betul dirasakan manfaatnya, bukan sekadar seremonial,” tegasnya.
Selain momentum kebersihan, kegiatan ini juga diharapkan menjadi sarana edukasi publik tentang pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Slamet menilai, budaya bersih harus tumbuh dari kebiasaan kecil sehari-hari, dimulai dari rumah tangga hingga ruang publik. Ia menekankan bahwa partisipasi warga menjadi kunci keberhasilan. “Harapannya ada tindak lanjut berupa budaya menjaga kebersihan yang melekat di masyarakat,” tambahnya.
Dengan menyesuaikan waktu pelaksanaan, DLHK Kukar ingin memastikan tidak ada benturan dengan agenda budaya dan sosial yang sudah terjadwal sebelumnya. Hal ini, menurut Slamet, agar World Clean Day di Kukar dapat berjalan optimal dengan tingkat partisipasi masyarakat yang lebih luas. Bagi DLHK, kegiatan ini bukan hanya soal mengumpulkan sampah sehari, melainkan upaya membangun kesadaran kolektif menuju lingkungan yang lebih sehat dan lestari. (adv/dlhkkukar/atr)








