Menu

Mode Gelap

Advertorial · 8 Okt 2025 21:32 WIB

AMDAL Kawasan Industri Mahakam Catat Penurunan Keanekaragaman Biota Sungai Mahakam


 Masterplan Kawasan Industri Mahakam ditampilkan dalam pemaparan kajian awal AMDAL di DLHK Kukar. (Angga/okeborneo.com) Perbesar

Masterplan Kawasan Industri Mahakam ditampilkan dalam pemaparan kajian awal AMDAL di DLHK Kukar. (Angga/okeborneo.com)

okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – Kajian awal AMDAL Kawasan Industri Mahakam mulai memberi gambaran penting tentang kondisi lingkungan dan akses transportasi di lokasi rencana pembangunan. Data ini akan menjadi dasar penyusunan langkah mitigasi sejak tahap awal proyek.

Ketua Tim Penyusun AMDAL, Anggara Aditia Pratama Putera, menjelaskan kualitas air tanah di dua titik pemukiman masih berada dalam kategori aman. “Masyarakat masih bisa menggunakan air tanah karena nilainya berada di bawah ambang batas maksimum sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023,” ungkap Anggara saat pemaparan.

Selain air tanah, tim mencatat kondisi vegetasi di kawasan tersebut. Sebagian besar tanaman yang tumbuh merupakan tanaman produktif seperti kelapa, pisang, dan pepaya. Selain itu, terdapat tumbuhan herba serta pohon pelindung seperti kumis kucing, meniran, lamtoro, trembesi, hingga waru. Dominasi vegetasi ini menunjukkan lahan pernah terganggu dan kini berada pada fase suksesi sekunder.

Berbagai satwa domestik maupun liar menghuni kawasan ini. Mulai dari ayam, kambing, kucing, hingga bajing kelapa, kelelawar buah, ular sawah, dan serangga. Temuan ini menandakan masih ada ekosistem alami yang bertahan di sekitar lokasi.

Kajian juga menyentuh kondisi biota perairan Sungai Mahakam. Analisis benthos menunjukkan penurunan indeks keanekaragaman gastropoda. Nilai yang semula 1,79–1,87 di bagian hulu dan tengah, menurun drastis menjadi 0,41 di area hilir. Kondisi ini menandakan tekanan lingkungan lebih besar terjadi di bagian hilir.

Sementara itu, aspek lalu lintas menunjukkan akses menuju kawasan industri relatif lancar. Sebanyak 608 hingga 1.400 kendaraan per jam melintasi Jalan Jaya Makmur sebagai jalur utama.Rata-rata kecepatan kendaraan berkisar 39–50 kilometer per jam dengan tingkat kepadatan yang masih rendah.

Menurut Anggara, temuan ini menjadi pijakan awal dalam menilai potensi dampak lingkungan dari rencana pembangunan kawasan industri. “Data awal ini akan terus diperdalam agar langkah mitigasi bisa disiapkan sejak dini,” tegasnya.

Dengan hasil kajian awal ini, AMDAL Kawasan Industri Mahakam diharapkan mampu memberi arah pembangunan yang berkelanjutan. Tujuannya jelas: pembangunan industri tetap berjalan, namun kelestarian lingkungan dan kualitas hidup masyarakat tetap terjaga. (adv/dlhkkukar/atr)

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pasar Semi Modern Tangga Arung Disebut Bakal Jadi Mall Baru Tenggarong

14 November 2025 - 18:05 WIB

Pasar Semi Modern Tangga Arung

Layanan Siperaga Dispora Kukar Dongkrak Pendapatan Hingga 450 Juta

14 November 2025 - 15:41 WIB

layanan Siperaga Dispora Kukar

Sekolah di Pesisir Kukar Banyak Rusak, Safruddin Desak Perbaikan Segera Dilakukan

13 November 2025 - 21:18 WIB

Sekolah rusak di pesisir Kukar

Kontingen Popda Kukar 2025 Resmi Dilepas, Fokus pada Sportivitas dan Pembinaan

12 November 2025 - 18:00 WIB

Popda Kukar 2025

17 Desa di Kukar Masuk Kategori Rentan Pangan, Pemerintah Lakukan Pemetaan

12 November 2025 - 16:27 WIB

Rentan pangan

UPTD Laboratorium DLHK Kukar Kekurangan SDM, Tetap Jadi Rujukan di Kaltim

12 November 2025 - 00:24 WIB

UPTD Laboratorium DLHK Kukar
Trending di Advertorial