okeborneo.com, SAMARINDA — Sambut IKN Nusantara melalui generasi milenial Kemenparekraf Optimalisasi Konten Digital Dan Pengembangan Industri Pariwisata Serta Ekonomi Kreatif Kalimantan Timur.
Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Muhammad Neil El Himam mengatakan ekonomi kreatif itu adalah perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual manusia yang berbasis pada tiga hal, warisan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Kalau berbicara budaya kita luar biasa banyaknya, kekayaan kita tidak sebatas seni pertunjukan saja tapi juga bahasa,” ucapnya.
“Konon katanya ada sekitar 1.200 aset bahasa di Indonesia namun mirisnya saat ini hanya 700an,” tambahnya.
Hal tersebut disebut aset karena lanjut Neil saat ini bahasa sudah mulai menjadi trend sebab dapat menjadi konten digital yang memiliki nilai ekonomi.
Neil memberikan contoh seperti film ‘Uang Panai’ yang hampir 99 persen menggunakan bahasa Makassar diputar hanya di 4 layar lebar di Makassar namun dapat tembus 600 ribu penonton dan Selain itu ada film ‘Tilik’ yang menggunakan bahasa Jawa namun sudah ditonton lebih dari 35 juta.
“Ini artinya bahasa dapat dijadikan konten yang memiliki nilai ekonomi dan dapat juga melestarikan budaya kita sendiri,” katanya.
Saat ini kita sudah memasuki dunia digital dengan penduduk lebih dari 270 juta jiwa namun jika di perhatikan penduduk internet Indonesia atau ‘netizen’ ada lebih dari 200 juta lebih atau lebih dari 75 persen dan yang aktif di sosial media ada 191 juta jiwa.
“Jadi,generasi Milenial saat ini saja saat bangun tidur saya yakin yang dicari awal adalah ponsel,” ujarnya.
“Jadi konten digital bisa menambah nilai tambah ekonomi,” singkatnya.
Lebih lanjut dijelaskan Neil, di bidang ekonomi kreatif ada 17 subsektor antara lain, Pengembang Permainan, Arsitektur, Desain Interior, Musik, Seni Rupa, Desain Produk, Fesyen, Kuliner, Film, Animasi dan Video, Fotografi, Desain Komunikasi Visual, Televisi dan Radio, Kriya, Periklanan, Seni Pertunjukan, Penerbitan serta Aplikasi.
“Karena kolaborasi antara ekonomi kreatif dan digital jadi banyak lapangan pekerjaan yang akhirnya jadi hilang karena digitalisasi tapi disatu sisi banyak juga timbul lapangan pekerjaan baru. Seperti konten kreator, desain grafis dan sebagainya,” ungkapnya.
Saat ini jika diperhatikan masyarakat banyak yang menonton produksi para konten kreator di YouTube atau aplikasi lainnya.
Neil mengaku saat ini sudah sampai di era digitalisasi dan sudah masuk di semua sendi kehidupan dan ia juga yakin itu menjadi masa depan.
“Ditetapkannya IKN Nusantara di Bumi Etam Ini juga merupakan peluang besar bagi semua pemuda khususnya Kaltim dan ini artinya peluang di semua sektor ekonomi kreatif termasuk pariwisata,” jelasnya.
Neil menyebutkan kemungkinan yang dibutuhkan untuk pertama kalinya dari IKN Nusantara ini adalah dari sektor pariwisatanya dengan membuat konten digital pariwisata untuk menarik wisatawan untuk datang. (bdp/ob1/ef)