okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – Sejak berdiri pada Maret 2025, Bank Sampah Rotok Etam di RT 18 Kelurahan Loa Ipuh, Tenggarong, sudah menjadi ruang belajar bersama soal pentingnya kebersihan lingkungan. Meski dikelola secara sederhana, para pengurus aktif turun ke lapangan memberikan edukasi kepada warga agar terbiasa memilah sampah sejak dari rumah.
Ketua Badan Pengelola Bank Sampah Rotok Etam, Fauzi Ramadhan Pikri, menyebut edukasi menjadi fokus utama dalam pergerakan mereka. “Kami terus lakukan edukasi kepada masyarakat untuk bisa membuang sampah pada tempatnya. Tapi ya memang selain edukasi juga perlu disadari kurangnya wadah untuk membuang sampah mengingat saat ini kawasan kami di Mangkuraja 1 cukup luas,” jelasnya, Kamis (18/9/2025).
Keterbatasan sarana tempat sampah menjadi tantangan utama. Namun hal itu tak menyurutkan semangat anggota bank sampah untuk terus mengajak masyarakat sadar lingkungan. Sistem pemilahan sampah pun mulai dibiasakan, sehingga warga dapat memilah organik, plastik, dan non-organik sebelum dijemput tim pengelola.
Saat ini, Bank Sampah Rotok Etam memiliki sekitar 15 anggota aktif. Mereka berasal dari gabungan tiga RT, yakni RT 18, RT 60, dan RT 19. Para anggota ini bekerja secara gotong royong, mulai dari melakukan sosialisasi, menjemput sampah, hingga mencatat tabungan sampah yang disetorkan warga.
Walau jumlah anggota masih terbatas, manfaatnya sudah dirasakan masyarakat. Kebersihan lingkungan lebih terjaga, sementara sampah bernilai ekonomi berhasil diubah menjadi tabungan. Dukungan warga pun menjadi modal penting agar kegiatan ini terus berjalan.
Fauzi optimistis program yang mereka jalankan bisa berkembang lebih besar jika mendapat dukungan tambahan. “Kalau ada tambahan fasilitas dan wadah sampah, kami optimis Bank Sampah Rotok Etam bisa menjangkau lebih banyak warga,” pungkasnya. (adv/dlhkkukar/atr)








