okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) tengah fokus dalam menurunkan angka stunting dan kemiskinan ekstrem.
Dengan segala upaya serta komitmen yang terus berlanjut itu, Pemkab Kukar akhirnya berhasil menurunkan angka kemiskinan menjadi 0 persen dari 11.000 persen. Serta penanganan stunting yang turun hingga 17,6 persen di tahun 2023 lalu.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar, Sunggono mengatakan, data kemiskinan didasari oleh Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) yang rutin dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapennas) dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Selain itu, Pemkab Kukar juga ikut andil dalam program Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) yang menjadi indikator utama tingginya angka kemiskinan ekstrim di Kukar.
“Jadi diantaranya mereka itu miskin karena konsumsi hariannya yang rendah. Maka dari itu, yang kita lakukan adalah bagaimana meningkatkan pendapatan,” ujar Sunggono.
Lebih lanjut, Sunggono mengatakan bahwa pemerintah pusat telah memberi target agar tahun 2024 ini angka kemiskinan ekstrim dapat mencapai 0 persen. Dan berkat kerja keras serta komitmen bersama, di tahun 2023 Kukar bisa mencapainya.
Adapun untuk kemiskinan lainnya, berdasarkan DTKS masih turun di angka 0,03 persen. Sedangkan untuk stunting, Kukar memiliki angka sebesar 27,4 persen sebelum tahun 2023. Dan di tahun 2023 juga Kukar mencapai penurunan tertinggi di Kaltim, yakni sebesar 17,6 persen.
“Ini capaian yang perlu kita syukuri. Pak Bupati (Edi Damansyah) selalu mengingatkan kami, supaya tetap dikawal. Jangan sampai data ini tidak sesuai dengan keadaan dilapangan,” tegas Sunggono. (adv/diskominfokukar/atr/ob1/ef)