okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA– Volume sampah di Tenggarong terus menjadi sorotan. Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLHK Kutai Kartanegara, Irawan, menyebut hasil kajian terbaru menunjukkan rata-rata timbulan sampah di Kukar mencapai 0,49 kilogram per orang per hari.
“Jika dihitung dengan jumlah penduduk Tenggarong sekitar 114 ribu jiwa, maka timbulan sampah mencapai kurang lebih 57 ton per hari,” ungkap Irawan saat ditemui di Tenggarong.
Menurutnya, ada dua faktor utama yang memicu peningkatan timbulan sampah, yaitu pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya aktivitas sosial ekonomi masyarakat. Semakin padat populasi dan aktif perputaran ekonomi, maka sampah yang dihasilkan pun ikut melonjak.
Irawan menegaskan, peran desa dan kelurahan sangat krusial dalam menekan volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Keberadaan bank sampah dan Tempat Pengolahan Sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle) diharapkan mampu menjadi filter awal, sehingga sebagian sampah dapat dimanfaatkan kembali. “Kalau sampah ditangani sejak dari sumbernya, misalnya melalui bank sampah atau pemilahan rumah tangga, maka beban TPA bisa dikurangi. Apalagi kondisi TPA kita sudah overwork,” jelasnya.
DLHK Kukar, lanjut dia, tak hanya berhenti pada penyediaan fasilitas, tetapi juga gencar melakukan edukasi. Program sosialisasi menyasar berbagai lapisan, mulai dari perumahan, sekolah, hingga komunitas. “Mindset masyarakat harus diubah. Sampah bukan hanya barang buangan, tapi juga punya nilai ekonomi,” tegas Irawan.
Sebagai langkah nyata, pemerintah daerah telah memperkuat sistem bank sampah induk yang terhubung dengan unit-unit di desa, kelurahan, dan sekolah. Melalui pendekatan ini, DLHK Kukar berupaya membangun ekosistem ekonomi sirkular, di mana sampah tidak lagi sekadar dibuang, melainkan diolah menjadi produk bernilai tambah, seperti paving block, bahan bakar alternatif, hingga kerajinan rumah tangga.
Dengan upaya berlapis ini, DLHK Kukar berharap persoalan sampah di Tenggarong tak lagi dipandang sebagai beban lingkungan, tetapi bisa menjadi potensi yang memberi manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat. (adv/dlhkkukar/atr)








