okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – Etam Begenjoh adalah sebuah kegiatan yang sudah lama terjalin kerjasama dengan mahasiswa Malang asal Kutai Kartanegara (Kukar). Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar berupaya memfasilitasi keinginan para mahasiswa tersebut.
Dalam rangkaian kegiatan ini, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dispar Kukar, Sugiarto mengatakan menyelenggarakan Festival Begenjoh di kota Malang dengan tujuan memperkenalkan seni dan budaya dari Kukar kepada masyarakat Malang.
“Melalui acara ini, kami berharap masyarakat Malang dapat mengenal lebih dalam budaya lokal Kukar, sehingga mendorong mereka untuk berkunjung ke Kukar, ” ucapnya.
“Dengan kolaborasi ini, kami bertujuan untuk menghidupkan kembali pariwisata di Kukar melalui pengenalan budaya lokal di daerah lain dan memperkuat hubungan dengan komunitas mahasiswa asal Kukar di Malang,” sambung Sugiarto.
Melalui Festival Begenjoh, berbagai kegiatan seni dan budaya seperti tarian tradisional, musik daerah, dan pameran kerajinan tangan dari Kukar ditampilkan. Ini tidak hanya memperkenalkan kekayaan budaya Kukar, tetapi juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berperan aktif dalam mempromosikan daerah asal mereka.
Festival ini juga melibatkan berbagai elemen masyarakat di Malang, mulai dari pelajar hingga mahasiswa, Dengan begitu, tercipta sebuah ruang interaksi yang dinamis antara budaya Kukar dan masyarakat Malang. Harapannya, sinergi ini dapat menumbuhkan rasa saling menghargai dan ketertarikan yang lebih besar terhadap budaya lokal.
Selain itu, kerjasama dengan mahasiswa juga mencakup promosi pariwisata Kukar melalui media sosial dan platform digital lainnya. Mahasiswa berperan sebagai duta budaya yang aktif mempromosikan destinasi wisata Kukar, memperlihatkan keindahan alam, kuliner khas, dan kegiatan budaya yang unik kepada audiens yang lebih luas.
“Dengan berbagai inisiatif ini, kami berharap pariwisata Kukar dapat berkembang lebih pesat, menarik lebih banyak wisatawan domestik dan internasional, serta memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah. Kegiatan ini juga menjadi contoh bagaimana kolaborasi antara pemerintah daerah dan mahasiswa dapat menghasilkan dampak nyata bagi pelestarian dan promosi budaya lokal,” tutup Sugiarto. (adv/disparkukar/atr/ob1/ef)