okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – Ketika banyak wilayah masih berjuang menghadapi dampak perubahan iklim, Kelurahan Panji di Kecamatan Tenggarong justru menorehkan prestasi nasional. Wilayah ini terpilih mewakili Kutai Kartanegara dalam Program Kampung Iklim (Proklim) tingkat nasional tahun 2024 yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Program ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengambil peran langsung dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Melalui Proklim, warga didorong berinovasi dalam pengelolaan lingkungan, peningkatan ketahanan pangan, dan pengurangan emisi gas rumah kaca.
Muhammad Ali, Pejabat Fungsional Pengendalian Dampak Lingkungan Ahli Muda DLHK Kukar, menyebut Kelurahan Panji menunjukkan konsistensi tinggi dalam penerapan inovasi ramah lingkungan. Ia mengatakan, keberhasilan itu bukan muncul tiba-tiba, melainkan hasil komitmen kolektif yang telah dibangun sejak beberapa tahun terakhir.
“Panji telah menunjukkan langkah nyata membangun kampung berkelanjutan. Tahun lalu mereka meraih predikat Kelurahan Idaman dari DLHK Kukar, dan kini dipercaya mewakili Kukar di tingkat nasional,” ujar Ali, Rabu (8/5/2024).
Ali menjelaskan, Panji masuk dalam kategori Proklim Utama, sebuah pengakuan resmi atas keberhasilan menjalankan program lingkungan secara terpadu. Kategori ini menandakan masyarakat tidak hanya menjaga ekosistem, tetapi juga berhasil meningkatkan kualitas hidup secara sosial dan ekonomi.
“Partisipasi warga menjadi kunci utama. Proklim bukan hanya bicara soal lingkungan, tetapi juga membangun ketahanan sosial dan ekonomi di tingkat lokal,” tambahnya.
DLHK Kukar berharap capaian Kelurahan Panji menjadi inspirasi bagi daerah lain. Pemerintah daerah mendorong setiap desa dan kelurahan agar menjadikan Program Kampung Iklim sebagai gerakan kolektif, bukan sekadar kewajiban administratif.
“Jika semakin banyak wilayah mengikuti langkah Panji, Kutai Kartanegara akan menjadi daerah yang tangguh terhadap perubahan iklim,” kata Ali.
Capaian Panji membuktikan bahwa keberhasilan adaptasi terhadap perubahan iklim dimulai dari kesadaran komunitas terkecil: masyarakat itu sendiri. Melalui komitmen dan kolaborasi, Proklim menjadi wujud nyata bagaimana pembangunan bisa berjalan beriringan dengan kelestarian lingkungan. (adv/dlhkkukar/atr)








