okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – Jalan di Dusun Margasari, Desa Jembayan, Kecamatan Loa Kulu, mengalami kerusakan parah yang berdampak serius pada aktivitas warga setempat. Meskipun koordinasi dengan pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan (Dishub) sudah dilakukan, namun tanggung jawab perbaikan jalan terus dilemparkan antar instansi.
Terakhir, pihak berwenang yaitu Pemkab Kukar menyebut bahwa jalan ini berstatus jalan provinsi, sehingga berada di bawah kewenangan pemerintah provinsi.
Jalan tersebut semakin memburuk sejak seminggu lalu, meski telah ada pemberitahuan mengenai pengalihan arus lalu lintas kendaraan berat. “Kami sudah mengumumkan larangan melintas untuk kendaraan roda enam ke atas dengan muatan berlebih, namun larangan tersebut tidak efektif. Kendaraan-kendaraan berat tetap melewati jalan ini, diduga karena adanya pihak yang memanfaatkan situasi ini sebagai lahan pencarian,” ujar Kades Jembayan, Erwin, Jumat (20/9/2024).
Akibatnya, kondisi jalan semakin parah. Selama satu tahun terakhir, satu rumah dilaporkan tenggelam akibat longsor dan jalan yang ambruk kembali. “Perbaikan memang sedang dilakukan, namun longsor berikutnya semakin merusak area sekitar. Bahkan pipa besar PDAM yang berada di bawah jalan patah dan menyebabkan aliran air tergerus,” tambah Erwin.
Ia menambahkan bahwa warga di RT 4 kini terdampak secara langsung akibat longsor ini, termasuk akses air bersih yang terputus. PDAM Bakungan belum memberikan laporan resmi terkait kerusakan pipa tersebut, namun telah melakukan perbaikan sementara. “Saat ini warga terpaksa menggunakan air dari Sungai Mahakam untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk mandi,” ujarnya.
Kondisi semakin mendesak setelah beberapa rumah mengalami keretakan dan pergeseran tanah, yang berpotensi dapat meruntuhkan bangunan dalam hitungan hari. Maka dari itu pihaknya mewakili masyarakat Desa Jembayan berharap pemerintah provinsi segera mengambil tindakan untuk memperbaiki jalan dan mencegah kerusakan yang lebih parah.
Sedangkan jalur alternatif yang tersedia saat ini hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda dua, namun tidak cukup untuk menampung kebutuhan lalu lintas sehari-hari di wilayah tersebut. Warga berharap penanganan segera dilakukan sebelum kerusakan meluas dan menambah kerugian.(atr/ob1/ef)