Menu

Mode Gelap

Advertorial · 27 Sep 2025 14:49 WIB

Konsistensi Jadi Kunci Bank Sampah Al Hidayah Hadirkan Manfaat Nyata di Maluhu


 Ketua Bank Sampah Al Hidayah, Sugiarto, saat ditemui di Maluhu, Kukar. Ia menegaskan konsistensi menjadi kunci gerakan bank sampah tetap berjalan (Angga/okeborneo.com) Perbesar

Ketua Bank Sampah Al Hidayah, Sugiarto, saat ditemui di Maluhu, Kukar. Ia menegaskan konsistensi menjadi kunci gerakan bank sampah tetap berjalan (Angga/okeborneo.com)

okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – Di Kelurahan Maluhu, sebuah gerakan sederhana yang berawal dari keresahan warga atas tumpukan sampah kini menjelma menjadi wadah yang menghadirkan manfaat nyata. Bank Sampah Al Hidayah, yang dipimpin Sugiarto, bukan hanya menekan volume sampah rumah tangga, tetapi juga memberi kontribusi langsung bagi kegiatan sosial dan pendidikan di lingkungan sekitar.

“Lingkungan menjadi lebih bersih, kegiatan tetap berjalan, dan kami bisa membantu orang lain,” kata Sugiarto, Ketua Bank Sampah Al Hidayah, saat ditemui Sabtu (27/9/2025). Menurutnya, sejak bank sampah berdiri, perubahan yang dirasakan warga tidak hanya soal kebersihan, melainkan juga tumbuhnya kepedulian sosial.

Sistem pengelolaan yang diterapkan Bank Sampah Al Hidayah melibatkan warga dalam memilah sampah organik dan anorganik. Sampah organik, terutama daun kering, diolah menjadi kompos dan dimanfaatkan kelompok ibu-ibu untuk bercocok tanam. Hasil panennya dijual, lalu keuntungan disumbangkan untuk Taman Pendidikan Quran (TPQ). Sementara itu, sampah anorganik seperti botol kaca dan plastik dikumpulkan, sebagian dijual, dan hasilnya digunakan membantu warga kurang mampu.

Menurut Sugiarto, pendekatan ini mengubah pola pikir masyarakat. Warga yang dulunya terbiasa membuang sampah sembarangan kini mulai sadar pentingnya memilah sejak dari rumah. “Secara langsung juga mengurangi pencemaran lingkungan,” tambahnya.

Bank Sampah Al Hidayah hadir dengan sistem sumbangan maupun tabungan sampah. Melalui sumbangan, warga dapat mendukung kegiatan sosial, sedangkan lewat tabungan, sampah dicatat sebagai simpanan yang memiliki nilai ekonomi. Kedua sistem itu memperkuat gotong royong dan memberi insentif nyata bagi partisipasi warga.

Gerakan kecil yang lahir dari obrolan warga selepas pengajian ini kini menjadi contoh bahwa konsistensi mampu membawa dampak besar. “Yang penting kita bisa tetap konsisten, karena manfaatnya sudah dirasakan langsung oleh warga,” pungkas Sugiarto. (adv/dlhkkukar/atr)

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pasar Semi Modern Tangga Arung Disebut Bakal Jadi Mall Baru Tenggarong

14 November 2025 - 18:05 WIB

Pasar Semi Modern Tangga Arung

Layanan Siperaga Dispora Kukar Dongkrak Pendapatan Hingga 450 Juta

14 November 2025 - 15:41 WIB

layanan Siperaga Dispora Kukar

Sekolah di Pesisir Kukar Banyak Rusak, Safruddin Desak Perbaikan Segera Dilakukan

13 November 2025 - 21:18 WIB

Sekolah rusak di pesisir Kukar

Kontingen Popda Kukar 2025 Resmi Dilepas, Fokus pada Sportivitas dan Pembinaan

12 November 2025 - 18:00 WIB

Popda Kukar 2025

17 Desa di Kukar Masuk Kategori Rentan Pangan, Pemerintah Lakukan Pemetaan

12 November 2025 - 16:27 WIB

Rentan pangan

UPTD Laboratorium DLHK Kukar Kekurangan SDM, Tetap Jadi Rujukan di Kaltim

12 November 2025 - 00:24 WIB

UPTD Laboratorium DLHK Kukar
Trending di Advertorial