okeborneo.com, SAMARINDA – Puluhan mahasiswa gelar aksi sambut Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungan kerja di Provinsi Kalimantan Timur, dalam rangka vaksinasi pelajar dan peresmian jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Selasa (24/8/2021).
Aksi ini diikuti oleh mahasiswa yang tergabung dalam HMI Komisariat Untag Samarinda dan HMI Komisariat Politani yang dilaksanakan di bawah flyover Juanda pada pukul 10.00-12.00 Wita dengan masa aksi berbaris dengan tetap menjaga protokol kesehatan di sepanjang jalan.
Ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap permasalahan dari infrastruktur, vaksinasi sampai dengan deforestasi.
Koordinator lapangan, Sayid Ferhat Hasyim mengatakan bahwa pemerintah pusat seharusnya lebih adil dalam memberikan dana perimbangan bagi daerah. Hal ini tentu berdampak pada pembangunan infrastruktur yang lebih baik di Kalimantan Timur.
“Harusnya Rancangan Undang-Undang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah (RUU HKPD) menyebutkan alokasi APBN minimal 50% untuk daerah,” jelasnya.
Ditambahkannya pula belum lagi masalah pendidikan yang masih jauh dari kata ideal. Dari 10 besar kampus terbaik yang ada di Indonesia tidak satupun ada di Kalimantan Timur.
“Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi masih menanggung beban begitu banyak, tapi tidak merasakan fasilitas dan pengajaran yang berkualitas, persoalan pembangunan dan kelayakan infastruktur tidak merata dari daerah ke daerah lainnya,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakannya, distribusi bantuan sosial yang tidak maksimal kepada rakyat menjadi catatan penting untuk pemerintah pusat dan daerah ditengah situasi pandemi.
“Disisi lain kebijakan-kebijakan pemerintah hari ini membuat aturan yang tidak di dukung oleh fasilitas yang memadai,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Umum HMI Komisariat Untag Samarinda Andi Irwansyah Jayadi membeberkan pada banjir di Kalimantan, pemerintah belum memiliki informasi dan data yang efektif secara rinci. Hasil studi mengungkap kawasan hutan Indonesia menyimpan 24 miliar ton karbon yang berperan penting dalam perubahan iklim.
“Namun selama 1995-2005 tutupan hutan menurun dari 50,2% menjadi 48,4%. Dari jumlah itu sebanyak 57% total deforestasi terjadi karena pelepasan lahan dan kebakaran hutan dan tambang ilegal yang kerap merusak lingkungan serta meninggalkan bekas lubang tambang di wilayah Kalimantan Timur,” jelasnya.
“Kalimantan Timur bukan sapi perah yang dieksploitasi kekayaan alamnya, dikeruk sedalam-dalamnya, ditebang segundul-gundulnya, dan menyisakan kerusakan serta dampak buruk bagi generasinya,” sambungnya.
Lebih lanjut Andi menegaskan Kalimantan merupakan daerah yang kaya sumber daya alam dan sumber daya manusia. “Menjaga, melestarikan, dan mengembangkannya adalah tanggung jawab kita bersama sebagai putra-putri daerah. Pak Presiden, berikan kami kebijakan yang sehat dan merakyat agar Indonesia tetap kuat dan selamat,” pungkasnya.
Adapun enam tuntutan yang disampaikan oleh Aliansi Mahasiswa Samarinda Lawan Covid-19 yakni, 1. Menuntut 50% apbn untuk daerah, 2. Optimalisasi pendidikan secara total dan merata, 3. transparansi dan pemerataan distribusi bantuan sosial, 4. Pemerataan vaksinasi dan bantuan tenaga kesehatan, 5. Evaluasi total kebijakan pemerintah yang tidak bijak, 6. hentikan deforestasi hutan di Kalimantan Timur. (bdp/ob1/ef)