okeborneo.com, SAMARINDA – Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Ananda Elmira Moeis menanggapi persoalan Normalisasi sungai, yang merupakan objek vital kota dalam pembangunan kota Samarinda. Sungai Karang mumus merupakan urat nadi kota samarinda dengan panjang hulu ke hilir mencapat 34,7 Kilometer yang membelah kota samarinda. Sungai Karang mumus merupakan Sungai Tipe Iklim A (Hujan Hutan Tropika) akan sangat basah ketika musim hujan dan akan sangat kering saat musim kemarau.
” Seperti yang kita ketahui kondisi sungai saat ini sudah sangat memperihatinkan, air sungai yang keruh, banyaknya sampah plastik sama sampah rumah tangga, hingga terjadi pendangkalan” ucapnya. Sabtu (24/04/2021).
Nanda sapaan akrabnya mengatakan normalisasi sungai karang mumus tidak hanya untuk pencegahan banjir namun nantinya akan di tata sedemikian rupa agar mempercantik kota Samarinda.
Selama proses Normalisasi Karang Mumus, terdapat banyak masalah yang muncul, yang terbaru adalah persoalan tentang bangunan masjid berdiri di atas bantara sungai Karang Mumus yang saat ini tengah ramai dibicarakan di media sosial. Hal itu pun tak luput dari pengamatan Ananda Emira Moes yang menjadi Ketua Fraksi PDI Perjuangan Kaltim di DPRD Kaltim.
“Memang idealnya jika ingin sungai karang mumus benar- benar bisa berfungsi dengan baik dan terjaga airnya, memang tidak boleh ada bangunan di sepanjang sungai,” ucap Nanda.
Menurutnya mengatasi persoalan tersebut salah satunya dengan cara mencarikan lahan disekitaran masjid tersebut lalu memindahkan mesjid tersebut ke lahan yang baru.(*/ob1)