okeborneo.com, SAMARINDA — Tingginya permintaan minyak goreng oleh masyarakat berbanding terbalik dengan ketersediaan satu dari sembilan bahan pokok ini.
Kelangkaan yang terjadi ini berdampak kepada masyarakat untuk berburu dan berlomba untuk mendapatkan minyak goreng dan panic buying atau beli panik untuk mengantisipasi kenaikan maupun penurunan harga.
Terkait kelangkaan minyak goreng tersebut, Humas Indomaret Wilayah Samarinda, Hasanuddin mengatakan untuk masing-masing gerai biasanya pihaknya menyuplai 10 hingga 20 dos.
“Jadi untuk mekanisme pembeliannya sendiri, bagi para konsumen yang datang akan dibatasi pembeliannya, satu kemasan saja baik yang dua liter maupun satu liter,” bebernya.
Sementara itu,terkait dengan harga jual pihaknya mengaku tetap menyesuaikan dengan anjuran pemerintah yakni Rp 14 ribu per liter.
“Kalau kemasan dua liter, berarti Rp 28 ribu, ini berlaku untuk semua jenis merek, tidak terkecuali,” sebutnya.
Lebih lanjut diungkapkannya sebenarnya tidak terjadi kelangkaan minyak goreng.
“Sebenarnya normal saja ya, tapi karena efek ‘panic buying’ saja. Jadi mereka ini beli satu, dua hari beli lagi, karena tahu ada kiriman datang, ya kalau dua liter ini kan sebenarnya bisa cukup untuk satu minggu lebih,” ungkapnya.
Dikatakannya pula untuk antisipasi terjadinya penimbunan pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait maupun kepolisian telah melakukan pengecekan.
“Kalau memang ada temuan pastinya akan kami segera laporkan,” pungkasnya. (bdp/ob1/ef)