okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Wiyono memberikan pernyataan resmi usai melaksanakan rapat bersama sejumlah pihak terkait rencana pembongkaran jembatan besi yang terletak di Tenggarong. Dalam rapat tersebut, Wiyono mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua peserta yang telah memberikan masukan berharga mengenai pembangunan jembatan tersebut.
“Tidak ada maksud kami untuk menghilangkan sejarah jembatan itu. Kami sependapat bahwa penting untuk memerhatikan aset sejarah yang ada,” ujar Wiyono.
Ia menambahkan bahwa kesimpulan dari rapat tersebut adalah pembentukan tim percepatan yang akan melakukan kajian dan menetapkan opsi-opsi rencana pembangunan jembatan.
Wiyono juga menegaskan bahwa hasil rapat ini akan dilaporkan kepada Bupati dan Ayahanda Sultan. “Kami menyetop kontrak ini sementara waktu, dan akan mengurangi aktivitas sampai ada rekomendasi dari pihak tim,” jelasnya.
Ketika ditanya mengenai sosialisasi sebelum rencana pembangunan, Wiyono menyatakan bahwa kemungkinan akan ada sosialisasi, namun hal ini juga menjadi pembelajaran bagi pihaknya untuk melibatkan berbagai pihak dalam proses perencanaan agar eksekusinya lebih baik.
Dari hasil kajian yang dilakukan oleh tim dari Politeknik Negeri Samarinda (Polnes), Wiyono mengungkapkan bahwa kondisi jembatan saat ini relatif membahayakan. “Hanya saja, posisi jembatan ini diduga merupakan cagar budaya, sehingga opsi yang kami miliki adalah apakah jembatan akan digeser atau tetap di tempatnya,” katanya.
Ia menekankan pentingnya mempertimbangkan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan, serta daya tampung jumlah lalu lintas yang terus meningkat.
Wiyono berharap dalam waktu satu minggu ke depan, tim percepatan dapat memberikan hasil kajian yang diharapkan. “Kami berterima kasih atas masukan masyarakat, karena ini semua untuk kepentingan kita bersama,” tutupnya.
Dengan adanya langkah-langkah ini, Dinas PU berkomitmen untuk memastikan bahwa pembangunan jembatan besi di Tenggarong tidak hanya memperhatikan aspek keselamatan, tetapi juga menghormati nilai-nilai sejarah yang ada. (adv/diskominfokukar/atr/ob1/ef)