okeborneo.com, SAMARINDA – Sejak diterbitkannya SK Gubernur Nomor 74 Tahun 2019 tentang Pembentukan Rumah Sakit (RS) Mata Provinsi Kalimantan Timur, maka status Balai Kesehatan Mata dan Olahraga Masyarakat (BKMOM) sudah dapat ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Mata Provinsi Kaltim pada 31 Desember 2019. Kini RS Mata Kalimantan Timur terus berupaya meningkatkan pelayanannya. Upaya tersebut ditunjukkan dengan digelarnya sesi pelatihan selama dua hari oleh manajemen RS Mata Kaltim bekerja sama dengan Semesta Academy.
Pelatihan dengan tema delivering service excellent and handling customer’s complaint ini diikuti oleh seluruh manajemen, karyawan, tenaga medis dan tenaga kesehatan.
“Mulai 2020 sudah menjadi Rumah Sakit Mata. Jadi kegiatan ini untuk menyatukan persepsi bersama. Menghadapi tahun 2022, saya berharap ada semangat baru, kekompakan baru,” ungkap Direktur Rumah Sakit Mata Kalimantan Timur drg. Shanty Sintessa Wulaningrum, M. Kes saat membuka sesi pelatihan di Hotel Selyca Samarinda, Jumat (26/11/2021).
Pada 24 September 2021, Gubernur Kaltim Isran Noor melakukan peletakan batu pertama pembangunan RS Mata Kaltim di Jalan M Yamin, Gunung Kelua, Samarinda. Sehingga menurut Shanty, kemampuan sumber daya manusia yang berjumlah sekira 112 orang itu dapat lebih optimum saat memberikan pelayanan di gedung baru yang berlantai enam nantinya.
“Untuk penggalangan komitmen, karena organisasi kita baru dua tahun. Saat kita pindah ke M Yamin dari Basuki Rahmat nanti sudah siap semua. Karena konsep balai jadi rumah sakit kan agak berbeda ya,” kata Shanty melanjutkan.
Guna mewujudkan semua itu, maka pelatihan service excellent (layanan prima) bersama Semesta Academy, yakni lembaga edukasi untuk peningkatan soft skil dan omni learning dengan menghadirkan pakar pelatih dari Semesta Academy, I Made Kertayasa dan Endro S. Efendi tersebut patut digelar.
“Semesta Academy ini pihak ketiga. Kita perlu pihak ketiga untuk menilai agar lebih obyektif, agar kita maju, dan bagaimana agar mereka (peserta pelatihan) total dalam mengeksplor kemampuan dan dedikasinya. Juga agar hal-hal negatif tidak terjadi saat bekerja,” kata Shanty menjelaskan.
Sebagai BLUD, layanan prima RS Mata Kaltim patut ditingkatkan. Karena menurut Shanty, saat ini rumah sakitnya menjadi sentral rujukan rumah sakit di wilayah Indonesia Timur. Sebab, di rumah sakit ini dilengkapi fasilitas operasi LASIK (laser-assisted in-situ keratomileusis) untuk menangani beberapa gangguan penglihatan, termasuk rabun jauh (miopia), rabun dekat (hiperopia), dan astigmatisme.
“Kami berharap rumah sakit ini membanggakan Kaltim. Rumah sakit di wilayah timur yang satu-satunya punya lasik, agar biaya lebih murah. Menjadi rumah sakit rujukan satu-satunya untuk wilayah timur Indonesia, jadi andalan Kalimantan Timur,” ungkap Shanty memaparkan.
Meski begitu, ia berharap kemampuan SDM di rumah sakit tipe C itu dapat terus tumbuh dalam hal pelayanan juga fasilitasnya.
“Target kita meningkatnya akreditasi dan memiliki lasik terkini atau terbaru. Itikad baik dari pemerintah sudah ada. Bahkan untuk lasik direncankan 2023,” kata Shanty memungkasi.
Pelatihan tersebut juga diikuti oleh dokter senior spesialis mata di Kaltim, dr. Reinhard Arie Umboh. (*/ob1/ef)