okeborneo.com , KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara menjalin kerjasama dengan sejumlah pihak pada sektor pertanian komoditi jagung hibrida dengan luasan lahan 7600 hektar lahan merdeka pangan, Selasa (17/8/2021).
Setelah ditanda tangani Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman bersama sejumlah pihak Edi Damansyah mengatakan para petani tak perlu khawatir mengenai bibit, modal hingga pembeli sebab semua sudah tersedia.
“Jadi ini ada dua program, program budidaya dan pembelian dengan target 7600 hektar,” katanya.
Edi menyebutkan bahwa ada tiga wilayah yang menjadi lokasi pertanian jagung hibrida ini, lokasi pertama tersebut adalah Kecamatan Tenggarong Seberang, Kecamatan Sebulu dan Kecamatan Muara Kaman.
Pada kerjasama ini pemkab memiliki target dalam 3 tahun untuk pencapaian minimal 7600 hektar dan juga sudah membuat Demontration Plot (Demplot).
Edi Damansyah menjelaskan bahwa komoditi jagung ini sebelumnya sudah mulai dikembangkan namun menemukan kendala dalam pelaksanaannya. “Jagung ini sudah dikembangkan pada 2 tahun lalu namun untuk mencapai tersebut banyak tantangannya, terutama petani yang masih enggan menanamnya karena pasar yang belum pasti,” ucapnya.
“Dari evaluasi itu kami masukan pada program Kukar idaman Dengan target luasan tanam 30.000 hektar,” sambungnya.
Edi juga menjelaskan pemerintah telah berkomunikasi dan koordinasi bersama stakeholder, sehingga ini dapat tersturuktur dan terukur dengan baik. “Tahap pertama kami akan menstimulus untuk kebutuhan petani, petani akan kami kerjakan dan arahkan dalam program ini dari teknis lapangan hingga pendampingan serta pembinaan,” jelas Edi
Dengan kerjasama ini Edi berharap dapat memerdekakan petani Kukar, artinya mereka yang sudah bekerja keras, hasil produksinya dapat terjual dengan baik. Ditambahkan Edi Damansyah, dalam program ini pula pemerintah berharap generasi milenial nantinya menjadi garda terdepan dalam sektor pertanian. Saat ini generasi milenial masih banyak berpikir dunia pertanian itu yang identik dengan basah, lumpur. “Jadi kami sampaikan, pertanian saat ini sudah identik dengan teknologi dan manajemen,” pungkasnya (bdp/ob1/ef)