okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Bankaltimtara ke-60 sekaligus Hari Pangan Sedunia, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) bersama Bank Kaltimtara menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di Taman Creative Park Tenggarong, Rabu (15/10/2025).
Sebanyak 40 tenant pedagang turut meramaikan kegiatan tersebut dengan menjajakan berbagai kebutuhan masyarakat, mulai dari bahan pokok, jajanan, hingga minuman.
Bupati Kutai Kartanegara, Aulia Rahman Basri, dalam sambutannya menegaskan bahwa GPM bukan sekadar kegiatan menjual pangan murah sesaat, melainkan bagian dari sistem besar dalam menjaga rantai pasok dan kestabilan harga pangan di daerah.
“GPM ini jangan dimaknai hanya sebagai jualan pangan murah di titik tertentu. Ini bagian dari sistem agar rantai pasok pangan kita, terutama sembako, bisa terpenuhi dengan baik,” ujarnya.
Menurut Aulia, GPM tahun ini akan digelar di lima lokasi, yakni Kecamatan Kembang Janggut, Kota Bangun Darat, Muara Jawa, Muara Badak, dan Sebulu. Ia berharap, kehadiran GPM dapat membantu masyarakat memperoleh bahan pangan dengan harga terjangkau sekaligus memperkuat daya serap hasil pertanian lokal.
“Kami ingin hasil tani dan nelayan bisa terserap oleh pasar. Misalnya di Sebulu yang kaya hasil hortikultura, nanti ada GPM agar sayur, beras, dan hasil panen lainnya terserap dengan baik,” tambahnya.
Selain menjaga ketersediaan pangan, kegiatan ini juga diharapkan menjadi upaya pengendalian inflasi daerah. Aulia menjelaskan bahwa Kabupaten Kukar memiliki Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang terus memantau harga bahan pokok di pasar.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Semua komponen harus bergerak bersama. Petani, nelayan, pelaku usaha, dan pemerintah daerah harus saling terhubung,” tegasnya.
Ia menambahkan, Pemkab Kukar melakukan dua bentuk intervensi dalam menjaga stabilitas harga. Pertama, di sisi produksi, dengan membantu menekan biaya pokok petani dan nelayan melalui dukungan sarana produksi. Kedua, di sisi hilir, dengan memberikan subsidi bahan pokok agar harga di pasaran tetap stabil.
“Kalau kita bicara inflasi, kita harus kendalikan harga bawang, cabai, dan beras. Itu yang paling berpengaruh pada kebutuhan harian masyarakat,” ujarnya.
Menariknya, pada GPM kali ini pemerintah tidak memberikan subsidi untuk cabai karena harganya sudah sesuai dengan harga pasar. Aulia menegaskan bahwa setiap intervensi harus dilakukan secara tepat sasaran.
“Kita ingin bantuan atau kebijakan yang kita keluarkan benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat dan efektif menekan inflasi,” pungkasnya. (adv/prokomkukar/atr)








