Menu

Mode Gelap

Advertorial · 15 Okt 2025 16:20 WIB

Paving Blok dari Plastik Jadi Solusi Sampah di Tingkat Desa


 Ketua Bank Sampah Sukamaju, Yayuk Sehati, saat menjadi narasumber kegiatan World Cleanup Day 2025 di Tenggarong. (Angga/okeborneo.com) Perbesar

Ketua Bank Sampah Sukamaju, Yayuk Sehati, saat menjadi narasumber kegiatan World Cleanup Day 2025 di Tenggarong. (Angga/okeborneo.com)

okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA Setiap hari, ribuan kilogram sampah plastik dihasilkan dari rumah tangga di berbagai desa. Namun di tangan Yayuk Sehati, Ketua Bank Sampah Sukamaju di Desa Suka Maju, Kecamatan Tenggarong Seberang, limbah yang semula tak bernilai itu berubah menjadi produk bermanfaat: paving blok dari plastik.

Menurut Yayuk, inovasi ini bukan sekadar gagasan kreatif, tetapi solusi nyata untuk mengatasi persoalan sampah yang terus menumpuk di lingkungan pedesaan.

“Kalau setiap desa, kelurahan, kecamatan, hingga kabupaten menerapkan hal ini, saya yakin masalah sampah bisa teratasi,” ujarnya dengan penuh keyakinan.

Proses pembuatan paving blok plastik terbilang sederhana. Limbah plastik dikumpulkan, dilebur, kemudian dicetak menjadi blok berbentuk segi enam. Produk ini tahan lama, kuat, dan ramah lingkungan karena tak melibatkan bahan kimia berbahaya.

“Satu paving blok membutuhkan sekitar dua kilogram plastik. Kalau dalam satu desa bisa mengumpulkan 100 kilogram plastik per hari, berarti bisa menghasilkan 50 paving blok. Itu jumlah yang besar kalau dilakukan rutin,” terang Yayuk.

Ia menilai, jika inovasi ini diterapkan secara masif, tumpukan sampah plastik yang selama ini menjadi masalah di banyak wilayah bisa ditekan signifikan. Selain menjaga kebersihan lingkungan, produk hasil olahan ini juga bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur desa, seperti halaman kantor, jalan gang, dan area publik.

“Dengan cara ini, sampah tidak lagi menjadi masalah, tapi menjadi bahan bangunan yang bermanfaat,” tegasnya.

Yayuk juga menekankan pentingnya kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta agar teknologi daur ulang sederhana seperti ini bisa diterapkan secara berkelanjutan di seluruh wilayah Kutai Kartanegara.

“Kalau ada dukungan dari pemerintah dan pihak swasta, desa-desa lain juga bisa meniru. Ini bisa menjadi gerakan bersama menuju lingkungan yang lebih bersih,” tutupnya. (adv/dlhkkukar/atr)

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pasar Semi Modern Tangga Arung Disebut Bakal Jadi Mall Baru Tenggarong

14 November 2025 - 18:05 WIB

Pasar Semi Modern Tangga Arung

Layanan Siperaga Dispora Kukar Dongkrak Pendapatan Hingga 450 Juta

14 November 2025 - 15:41 WIB

layanan Siperaga Dispora Kukar

Sekolah di Pesisir Kukar Banyak Rusak, Safruddin Desak Perbaikan Segera Dilakukan

13 November 2025 - 21:18 WIB

Sekolah rusak di pesisir Kukar

Kontingen Popda Kukar 2025 Resmi Dilepas, Fokus pada Sportivitas dan Pembinaan

12 November 2025 - 18:00 WIB

Popda Kukar 2025

17 Desa di Kukar Masuk Kategori Rentan Pangan, Pemerintah Lakukan Pemetaan

12 November 2025 - 16:27 WIB

Rentan pangan

UPTD Laboratorium DLHK Kukar Kekurangan SDM, Tetap Jadi Rujukan di Kaltim

12 November 2025 - 00:24 WIB

UPTD Laboratorium DLHK Kukar
Trending di Advertorial