okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – Kepala Desa Loa Janan Ulu, Suparyo melakukan pertemuan dengan pihak SPBU untuk mencari solusi agar antrean kendaraan tidak mengganggu dan menutupi warung warga. Hal ini dilakukan pasca antrean kendaraan mengisi BBM jenis solar mengular berjam-jam bahkan sampai mengganggu jam istirahat di kawasan jalan Gerbang Dayaku, Desa Loa Janan Ulu, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara.
“Jadi ini salah satu langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Desa Loa Janan Ulu. Kita memanggil pihak SPBU untuk diajak berbicara dan diberikan beberapa pilihan dan akan dicoba dua minggu dulu lalu dievaluasi serta akan diberikan opsi selanjutnya,” ucap Suparyo.
Jika tidak dapat diselesaikan masalahnya akan ditawarkan pilihan lainnya namun jika belum ada juga, maka ada pilihan untuk menjual BBM Jenis solar yang akan dipanggil kepada masing-masing sopir truk.
“Jadi, dipanggil setiap sopir misalnya per empat truk lalu akan dipanggil lagi truk lainnya,” jelasnya.
“Sedangkan untuk parkir kami sarankan diparkir di lokasi sepi misalkan jembatan mahulu,” sambungnya.
Pilihan terakhir ini pihaknya memberi tenggang waktu hingga 21 Oktober 2021. Pilihan pertama, jual solar subsidi dari jam 19.00 – 21.00 dan pengisian bbm maksimal 75 liter per truk. Pilihan kedua, jual solar dari 21.00-selesai.
Dikatakannya, namun keduanya tidak menyelesaikan masalah justru membuat kemacetan karena menunggu antrean lebih awal.
Disinggung terkait dengan pengawasan pilihan kebijakan yang disepakati dengan SPBU, Suparyo menyampaikan akan melibatkan pihak Bhabinkamtibmas.
“Disamping itu pihak SPBU kita minta untuk menambah anggota keamanan didalam untuk bekerja sama sedangkan masyarakat tetap dapat memantau jalur diluar area SPBU,” jelasnya.
Lebih lanjut diungkapkan untuk keluhan warga terkait kemacetan dan usaha warga yang tertutup kendaraan yang antre BBM dan agar tidak dibubarkan warga lagi, Suparyo mengaku sebelumnya telah melakukan rapat pada 9 Oktober 2021 yang hasilnya warga meminta untuk penjualan solar bersubsidi ditiadakan.
“Kita dari pihak desa mengatakan tidak semudah itu makanya kita sampaikan opsi-opsi tadi, namun jika tidak menghasilkan juga akan dibicarakan lagi ke pihak SPBU,” bebernya.
“Jadi solusi kami secara humanis dan kami sudah sampaikan hasil rapat kepada pihak RT juga. Saya mohon untuk warga bersabar karena kita punya opsi seperti ini, pihak SPBU akan menjalankan sesuai opsi terlebih dahulu.” pungkasnya. (bdp/ob1/ef)