okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – Upaya memperkuat pengelolaan sampah di daerah terus dilakukan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kutai Kartanegara. Tahun 2025 ini, DLHK Kukar membangun tiga Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) di Kecamatan Sangasanga, Kembang Janggut, dan Tabang. Langkah ini menjadi bagian dari komitmen daerah menuju pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat.
Kepala DLHK Kukar, Slamet Hadiraharjo, mengatakan setiap TPS 3R dibangun dengan anggaran sekitar Rp1,5 miliar per unit. Fasilitas ini diharapkan mampu meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah di wilayah yang jauh dari pusat kabupaten.
“Setiap TPS 3R dibangun dengan anggaran kurang lebih satu setengah miliar rupiah. Ini bentuk komitmen kami memperluas jangkauan pengelolaan sampah berbasis masyarakat,” ujarnya kepada okeborneo.com, Minggu (13/10/2025).
Slamet menjelaskan, pengelolaan TPS 3R Kukar nantinya akan diserahkan kepada pemerintah kecamatan setempat. Masing-masing kecamatan akan membentuk pengurus yang bertanggung jawab terhadap operasional TPS. Namun, DLHK Kukar tetap akan menanggung pembiayaan pengelolaan selama satu hingga dua tahun pertama agar sistem berjalan stabil.
“Tahun ini proses pembangunannya sedang berjalan. Harapan kami, seluruh TPS 3R sudah beroperasi penuh pada 2025,” jelasnya.
Dengan tambahan tiga unit baru tersebut, total TPS 3R di Kutai Kartanegara kini mencapai delapan lokasi. Sebelumnya, fasilitas serupa telah dibangun di Kecamatan Loa Kulu, Tenggarong, Muara Kaman, Muara Wis, dan Muara Muntai.
Menurut Slamet, pembangunan TPS 3R Kukar merupakan langkah strategis mendukung program nasional Gerakan Menuju Indonesia Bersih 2025. Program itu menekankan pengelolaan sampah dari sumbernya dan penerapan ekonomi sirkular melalui kegiatan daur ulang.
“Melalui TPS 3R, kami ingin mendorong masyarakat mulai memilah sampah dari rumah. Dengan begitu, volume sampah ke TPA bisa berkurang signifikan. Nantinya TPA hanya menerima residu atau sampah yang tidak bisa dimanfaatkan lagi,” tegasnya.
DLHK Kukar juga berencana memperluas jaringan pengelolaan sampah melalui kerja sama dengan sekolah, desa, dan kelurahan. Langkah ini mencakup pembentukan lebih banyak bank sampah yang diintegrasikan dengan program edukasi lingkungan.
“Kami ingin perubahan ini menjadi kebiasaan. Ketika masyarakat mulai memilah, mendaur ulang, dan mengelola sampah secara mandiri, Kukar akan semakin dekat dengan cita-cita Indonesia Bersih 2025,” kata Slamet. (adv/dlhkkukar/atr)








