okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – Upaya menuju pertanian berkelanjutan di Kutai Kartanegara (Kukar) terus digalakkan. Salah satunya melalui inisiatif Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Loa Janan, Selamet Riyadi, yang mendorong para petani beralih dari penggunaan pestisida kimia ke agen hayati berbasis bahan alami.
Selamet yang bertugas di bawah naungan UPTD Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur itu menilai, penggunaan agen hayati seperti jamur Trichoderma lebih aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
“Trichoderma adalah solusi ramah lingkungan untuk mengatasi penyakit tanaman. Penggunaannya tidak menyisakan residu berbahaya pada hasil panen, berbeda dengan pestisida kimia,” terang Selamet, Senin (2/6/2025).
Ia menegaskan, pestisida kimia sebaiknya hanya digunakan jika tidak ada alternatif lain. Selain harganya yang tinggi, dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan juga menjadi alasan utama.
“Ketergantungan terhadap pestisida justru membebani petani, baik dari sisi biaya maupun kualitas hasil panen,” tambahnya.
Sebagai bagian dari edukasi dan penguatan kapasitas petani, Selamet dan timnya mengadakan pelatihan pembuatan agen hayati secara mandiri. Petani diajak memanfaatkan bahan-bahan lokal untuk menghasilkan produk pengendali hama yang alami dan murah.
“Konsepnya sederhana: dari alam kembali ke alam. Petani kami latih agar bisa membuat sendiri Trichoderma dari bahan yang mudah ditemukan di sekitar mereka,” jelasnya.
Melalui pendekatan ini, ia berharap para petani di Kukar dapat menjadi lebih mandiri dalam menghadapi serangan hama dan penyakit tanaman tanpa harus bergantung pada produk kimia buatan pabrik.
“Dengan kemandirian ini, biaya produksi bisa ditekan dan sistem pertanian yang lebih sehat bisa diwujudkan,” tutupnya.(adv/distanakkukar/atrob1/ef)








