okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – Upaya Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memperkuat sistem pengelolaan sampah terus berlanjut. Melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK), pemerintah menargetkan pembangunan TPS 3R di tiga kecamatan, yakni Sangasanga, Kembang Janggut, dan Tabang, rampung pada 2025.
Kepala DLHK Kukar, Slamet Hadiraharjo, mengatakan bahwa progres pembangunan TPS 3R kini tengah berjalan di lapangan. Ia optimistis proyek tersebut dapat diselesaikan tepat waktu agar manfaatnya segera dirasakan masyarakat.
“Pembangunannya sedang berjalan, dan kami menargetkan rampung tahun 2025. Dengan tiga TPS 3R baru ini, jangkauan pengelolaan sampah berbasis masyarakat akan semakin luas,” ujarnya kepada okeborneo.com, Senin (11/10/2025).
Slamet menjelaskan bahwa dengan tambahan tiga unit baru tersebut, total TPS 3R di Kukar kini mencapai delapan lokasi. Sebelumnya, fasilitas serupa telah dibangun di Loa Kulu, Tenggarong, Muara Kaman, Muara Wis, dan Muara Muntai. Setiap TPS berfungsi sebagai pusat daur ulang dan pengelolaan sampah agar beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) berkurang signifikan.
Menurutnya, keberadaan pembangunan TPS 3R menjadi langkah strategis untuk memperkuat penerapan prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan. Melalui sistem 3R—reduce, reuse, recycle—masyarakat didorong untuk memilah sampah sejak dari rumah dan memanfaatkan kembali bahan yang masih bernilai guna.
“Prinsipnya, sampah harus dipilah sejak awal dan dimanfaatkan kembali. TPA hanya menampung residu, yaitu sampah yang benar-benar tidak bisa didaur ulang,” tegasnya.
DLHK Kukar juga berencana mengembangkan pelatihan dan pendampingan teknis bagi masyarakat di sekitar lokasi TPS 3R. Langkah ini diharapkan menumbuhkan kesadaran kolektif agar warga aktif menjaga kebersihan serta memanfaatkan fasilitas pengelolaan sampah dengan optimal.
Slamet menambahkan, program tersebut menjadi bagian dari dukungan daerah terhadap Gerakan Menuju Indonesia Bersih 2025. Ia menegaskan, pembangunan infrastruktur saja tidak cukup tanpa partisipasi aktif masyarakat.
“Kami ingin masyarakat menjadi pelaku utama dalam menjaga lingkungan. Dengan sinergi pemerintah dan warga, Kukar bisa menjadi contoh daerah yang serius mengelola sampah secara berkelanjutan,” tutupnya. (adv/dlhkkukar/atr)








