okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – Semangat menjaga kebersihan lingkungan kini menjadi bagian dari gerakan besar menuju masa depan yang lebih hijau. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kutai Kartanegara (Kukar) melaksanakan aksi bersih serentak di sejumlah titik strategis sebagai bagian dari dukungan terhadap Gerakan Menuju Indonesia Bersih 2025.
Kepala DLHK Kukar, Slamet Hadiraharjo, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi merupakan wujud nyata partisipasi masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Aksi tersebut digelar serentak di berbagai wilayah, termasuk kawasan Stadion Rondong Demang, waduk Panji, serta beberapa lokasi lain yang menjadi titik fokus kebersihan.
“Kegiatan ini merupakan bentuk implementasi program nasional Gerakan Menuju Indonesia Bersih 2025. Kami menindaklanjuti imbauan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar daerah ikut serta dalam aksi bersih-bersih serentak,” ujarnya kepada okeborneo.com, Senin (13/10/2025).
Menurut Slamet, kegiatan ini melibatkan lintas sektor, mulai dari perangkat daerah, lembaga pendidikan, komunitas lingkungan, hingga masyarakat umum. Sinergi tersebut menjadi modal penting untuk memperkuat kesadaran kolektif bahwa menjaga kebersihan bukan tanggung jawab pemerintah semata, melainkan kewajiban bersama.
Ia menegaskan, gerakan seperti World Clean Up Day dan aksi bersih lainnya harus menjadi momentum perubahan perilaku masyarakat. Dengan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya dan partisipasi aktif dalam kegiatan lingkungan, kualitas hidup masyarakat akan meningkat secara signifikan.
“Harapan kami, kegiatan ini tidak berhenti di seremoni. Ini harus menjadi kebiasaan dan komitmen bersama untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat,” tambah Slamet.
DLHK Kukar, lanjutnya, juga terus menggalakkan edukasi lingkungan ke sekolah-sekolah dan desa. Melalui kolaborasi lintas sektor, Slamet optimistis Kutai Kartanegara dapat menjadi daerah percontohan dalam penerapan prinsip kebersihan berkelanjutan di Kalimantan Timur.
“Kami ingin gerakan ini hidup di masyarakat. Kalau kebersihan sudah jadi budaya, maka Gerakan Menuju Indonesia Bersih 2025 bukan lagi target, tapi kenyataan,” tutupnya. (adv/dlhkkukar/atr)








