okeborneo.com, KUTAI KARTANEGARA — Plt Ketua Ekonomi Kreatif (Ekraf) Kecamatan Kota Bangun, Fery Sulistyo, mengungkapkan rencana pengembangan kawasan ekonomi kreatif di wilayahnya dengan konsep yang terinspirasi dari Simpang Odah Etam di Tenggarong. Rencana ini diyakini akan mendorong kemajuan subsektor ekraf sekaligus mendukung UMKM lokal.
“Kalau untuk planning, kami ingin mengamati, meniru, dan memodifikasi konsep Simpang Odah Etam di Tenggarong. Karena itu sangat mendongkrak subsektor ekonomi prioritas kita, semua bisa ter-cover di sana dan bisa menunjang UMKM lokal,” ujar Fery.
Namun demikian, Fery mengakui bahwa pelaksanaan program tersebut masih terkendala pada aspek pembiayaan dan administrasi. “Sampai saat ini, kami masih terkendala pembiayaan dan beberapa hal teknis lainnya,” tambahnya.
Sebagai bagian dari langkah awal, Ekraf Kota Bangun juga berencana melakukan pendataan ulang terhadap potensi ekonomi kreatif yang tersebar di wilayah tersebut. “Kami akan mencoba mendata ulang ekonomi kreatif yang ada di Kota Bangun. Karena jujur, selama ini kami sering beraktivitas hanya di zona terdekat, seperti Kota Bangun Ulu, Liang, dan Kedang Murung. Daerah lainnya belum tersentuh secara maksimal,” jelasnya.
Rencana pengembangan kawasan ekraf ini akan difokuskan di wilayah Kota Bangun Ulu, yang berada di pinggiran aliran sungai Mahakam. Fery menyebut bahwa Kepala Desa Kota Bangun Ulu turut mendukung gagasan tersebut.
“Lokasinya sudah ada, di pinggiran sungai di Kota Bangun Ulu. Kepala desa juga sangat mendukung. Hanya saja, karena kami terlambat dalam pengajuan kegiatan, tahun ini belum bisa direalisasikan,” tuturnya.
Meski begitu, pihaknya tetap optimis program ini bisa berjalan di tahun mendatang. Dengan dukungan lintas sektor dan kesiapan pelaku ekraf lokal, kawasan kreatif di Kota Bangun diharapkan bisa menjadi pusat baru aktivitas budaya, seni, dan wirausaha berbasis kreativitas di wilayah hulu Kukar. (adv/disparkukar/atr/ob1/ef)








